Jumat, 17 Januari 2014

FOTOGRAFI

Fotografi Makro

Fotografi yaitu dua kata yang berarti Photos dan Graphos,
memiliki arti secara harfiahnya yaitu “Melukis dengan Cahaya”.
Didalam dunia fotografi kita akan menemui salah satunya adalah fotografi makro.Yang  mana pada saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat signifikan dan sangat menarik untuk di pelajari serta di dalami.
Mengapa Makro? Jawabannya mungkin  banyak sekali, dan bahkan tidak akan mencukupi bila disebutkan semuanya disini.
Secara garis besarnya fotografi makro diperlukan antara lain:
  • Untuk bahan Scientific/ identifikasi species (satwa/tumbuh2an).
  • Untuk Engineering, metallurgy, manufacture.
  • Untuk tujuan promosi/marketing suatu benda/hewan/tumbuh2an .
  • Untuk keindahan , bahwa di dunia ini ada makhluk lain cipta’an Tuhan yang tidak bisa kita melihat keindahannya dengan mata biasa.
Dan masih banyak lainnya.
Detail suatu benda/object, komposisi dan bentuk suatu benda yang kecil, pastilah kita akan selalu luput memperhatikannya, maka dengan makro fotografi kita akan bisa melihat dengan jelas secara detail, baik warna maupun bentuknya.
Jadi melalui fotografi makro kita dapat melihat dengan jelas detail mata/facet sebuah lalat (yang mungkin kita akan jijik ketika melihat lalatnya) akan menjadi indah bentuk dan warnanya, proses penyerbukan putik pada bunga oleh lebah, kupu2 yang sedang menghisap madu, lekuk detail ukiran sebuah koin, bahkan membekukan sebuah lebah yang sedang terbang.
Seiring dengan bertambah majunya era digitalisasi saat ini, mempelajari fotografi makro adalah hal yang tidak sulit, tidak seperti di era fotografi saat masih menggunakan kamera analog plus negative film.
Oleh sebab itu pada saat era digital saa ini, fotografi makro dapat dilakukan oleh siapa saja ,tua maupun muda, lelaki atau perempuan, bahkan untuk fotogafer pemula dan kamera yang bukan pro, asal saja dilakukan dengan sungguh-sungguh .

Fotografi Makro
Fotografi makro adalah salah satu kategori fotografi yang membuat pembesaran terhadap suatu object. Atau bisa dengan kata lain dunia fotografi yang diperkecil kedalam dunia Micro.
Pembesaran tersebut bisa dilakukan dengan medekatkan obect dengan kamera, atau pun dari jarak terentu  dengan  menggunakan lensa tele. dan harus tetap mengusung konsep “Foto yang berbicara” dengan melibatkan unsur komposisi, POI dan keseimbangan.
Benda-benda yang dapat di makro adalah:
  • Benda mati/diam
Seperti: sendok/garpu,perhiasan, uang koin, perangko,bunga,miniature mobil2an, souvenir dll.

  • Makhluk hidup
Seperti : serangga, kupu-kupu, bunga tanaman, laba2, dll

Alat bantu untuk fotografi makro:

1. Kamera Saku/Prosumer
Dengan kamera saku/prosumer pun kita bisa mengabadikan keindahan sebuah bunga mawar, sebuah kupu2 yang hinggap di bunga  untuk menghisap madunya. Karena saat ini tekhnologi digital telah memungkinkan kita untuk melakukan fotografi makro dengan hasil yang tidak kalah bagusnya dengan kamera professional. Hampir semua kamera saku/prosumer yang sudah menyediakan fasilitas macro (biasanya ditandai dengan lambing gambar bunga tulip). Dan memungkinkan kita memotret dengan jarak focus kamera dan bendanya hingga beberapa sentimeter saja.
Saat ini sudah tersedia filter/alat tambahan yang dapat di pasang di kamera saku didepan lensanya untuk fotografi makro seperti Raynox dan filter lainnya untuk mendapatkan pembesaran yang lebih .

2. Kamera SLR (Single Lens Reflex) baik analog maupun digital.
Semua kamera SLRDSLR kini sudah memiliki fasilitas untuk fotografi makro dengan menggunakan lensa yang berbeda-beda , dan biasanya jarak antara focus lensa ke objectnya akan berbeda tergantung jenis lensa yang kita gunakan.
Untuk lensa khusus makro biasanya jarak object ke lensa bisa sampai 20 cm, tapi apabila kita menggunakan lensa tele maka jarak terdekat yang bisa kita dapatkan titik focus biasanya lebih dari 1 meter dari object.
Sekarang telah banyak tersedia alat tambahan berupa filter close up, filter Lup/Raynox dan reverse lens (sebuah lensa yang dimodifikasi) yang di tempelkan didepan lensa, maka jarak antara object dan lensa akan semakin dekat untuk mendapatkan pembesaran lebih dari 1:1. Dan ada juga tele converter dan extension tube yang dipasang diantara lensa dan odi kamera.

Pembagian  fotografi makro  menggunakan kamera SLR/DSLR
Umum:
  • Menggunakan lensa khusus makro atau lensa  zoom yang  bertanda “bunga tulip”(bisa untuk foto makro )
  • Menggunakan  lensa tele atau lensa normal plus tele converter..
Untuk lebih jelasnya maka lensa2 dibawah ini adalah yang biasa di pergunakan untuk fotografi makro:
-  Lensa Makro Normal : 50mm
-  Lensa Makro Mid tele : 90-105mm
-  Lensa Makro Tele : 150-180mm
Ekstrem:
  • Memasang lensa tambahan lagi dengan posisi terbalik didepan lensa dengan tambahan sebuah adapter khusus.
  • Menggunakan filter tambahan seperti filter close-up didepan lensa.
  • Memakai filter yang seperti sifatnya  sebuah kaca pembesar/Lup , Raynox,
  • Atau bahkan ada juga yang menambahkan sebuah kaca pembesar yang di lekatkan didepan lensa.
Beberapa hal yang harus diperhatikan selama pemotretan makro adalah:

Lighting (sumber cahaya)
Dibagi dalam dua :
~ Natural lighting/cahaya alam/Matahari/available light
~ Artifisial lighting (Flash dan lampu studio)
Of Field (DoF)
DOF (kedalaman fokus) dalam fotografi makro, ruang ketajaman suatu foto akan indah bisa dilihat jikalau sesuai dengan object yang akan kita abadikan.
Karena semakin dekat jarak antara titik focus kamera dengan object maka akan semakin tipis/sempit DoFnya, ini dapat kita control dengan mengatur bukaan diafraga dari lensa nya. Tentunya kita tak akan menghasilkan foto kupu2 yang hanya tajam dibagian mata saja sementara keindahan dari warna sayapnya menjadi blur.
Jadi jikalau kita ingin mendapatkan DoF yang lebih lebar, tetapi jarak antara lensa dengan objectnya ingin lebih dekat, maka bukaan difragma haruslah di set semakin kecil nilainya (biasanya antara f/5.6 bisa sampai f/16).
Faktor yang mempengaruhi DoF adalah :
  • Panjang Lensa :makin panjang lensa makin tipis DOF yang akan dihasilkan
  • Jarak focus : Makin dekat jarak focus suatu object dari lensa, makin tipis DoF yang akan dihasilkan.
  • Diafragma: Makin besar bukaan lensa (f/2.8) makin tipis DoF yang akan dihasilkan.
Jadi kesimpulannya, DoF yang dihasilkan adalah kombinasi dari ke 3 variabel tsb.
Pada fotografi makro,  DoF  yang akan dihasilkan relative sangatlah tipis (kebalikan dari pemotretan landscape).

Fokus

~  Auto fokus
~  Manual fokus
Focusing pada fotografi makro tidaklah sulit apabila kita lakukan pada benda mati/diam. Tapi akan sangatlah sulit jikalau kita melakukannya pada benda yang bergerak seperti serangga yang selalu beterbangan.
Walaupun kini semua lensa sudah dilengkapi dengan fitur auto focus, tapi tidaklah semuanya memiliki kecepatan seperti yang kita harapkan dalam mengikuti object yang bergerak tersebut, jadi manual focusing sangatlah dibutuhkan dalam hal ini.
Setelah cukup terbiasa mendapatkan fokuc yang baik, barulah mencoba mengatur komposisi yang bagus.

Komposisi
Membuat komposisi agar sesuai dengan kaidah “Rule Of Third” sangatlah sulit, karena object yang akan kita foto selalu bergerak dan sangatlah kecil, kadangkala seluruh object tersebut mengisi frame kamera sepenuhnya.
Hanya dengan sering berlatih dan berlatihlah maka akan didapat komposisi yang bagus dan kreatifitas seorang fotografer sangatlah berperan sekali dalam menentukan komposisi antara foreground, background yang mendukung object (POI-Point of Interest) dengan DOF yang pas.

Indoor
Didalam ruangan biasanya menggunakan lampu tambahan seperti flash, ringflash, atau bahkan lampu studio.

Outdoor
Diluar ruangan kita selalu memanfaatkan cahaya matahari sebagai available lightingnya. Biasanya saat yang tepat untuk memotret makro adalah di pagi hari sampai jam 9 pagi, atau di sore hari jam 3-5 sore.

1. Tripod atau handheld

Disaat penggunaan flash tidak memungkinkan (karena serangga yang akan kita foto akan lari menjauh) maka untuk mendapatkan eksposure yang baik antara bukaan diafragma yang kecil (agar DOFnya lebih lebar) dan shutter speed sementara shutter speed yang kita dapat sangat rendah rendah, maka penggunaan tripod/monopod sangatlah di butuhkan agar hasil fotonya tidak menjadi blur.
Untuk jelasnya apabila shutter speed kita dibawah/lebih rendah/kecil dari 1/FL(Focal length) lensa yang dipergunakan maka sebaiknya pergunakanlah tripod/monopod. Contohnya kita memakai lensa yang 100mm, maka apabila shutter speed yang didapat di kamera 1/60 sebaiknya memakai tripod/monopod agar /object moment yang akan kita abadikan tidak menjadi blur.
Penggunaan tripod sangat membantu dalam pengambilan foto makro terutama disaat cuaca/matahari  tidak sedang terik .
Monopod lebih flexible terutama dalam pengambilan foto makro serangga.

2. Mood dan kesabaran

Memotret adalah seperti halnya kita melukis sebuah kanvas putih, yang akan di lukis dengan menggunakan cahaya. Mood seorang fotografer akan tertuang dikanvas elektronik tersebut  saat mengabadikannya.
Makro fotografi sangatlah menuntut kesabaran yang sangat tinggi dalam memotret sebuah bunga mawar apalagi seekor kupu2/lebah yang sedang sibuk menghisap madu di bunga.
Ingatlah, focus, eksposure dan komposisi dari object yang akan kita lukis di kamera apakah sudah seperti yang akan kita abadikan sesuai dengan mood nya.

3. Moment dan keberuntungan

Moment tidaklah sesulit seperti yang kita bayangkan, kita bisa mempelajari waktu, kebiasaan  dan tempat dari setiap serangga keluar (pada umumnya pagi). Atau saat yang tepat/terbaik kapan sebuah bunga mawar akan mekar.
Kadang kala factor keberuntungan lah yang mempertemukan fotografer dengan objectnya.
Tapi janganlah lupa, jikalau kita tidak mendapatkan object baik dan menarik lantas tidak mau berusaha mengulanginya esok harinya.
Karena kunci dari fotografi makro adalah teerus berlatih dan terus berusaha semaksimal mungkin.

Beberapa tips & trik makro fotografi serangga dan bunga.

~  Pelajari /baca wajah daripada object:
Pada saat memotret makro serangga, buatlah foto saat dia sedang berpose, tunggulah momen saat mata serangga tsb terpaku ke lensa.
Bila memotret bunga, perhatikan dan carilah  sisi terbaik dari penampilan bunga tsb. Apakah harus mengambil angle secara keseluruhan, atau hanya diperlukan bagian kecil seperti putik atau benang sarinya.
Bereksperimenlah dengan berbagai arah dan anglenya.
Background yang bersih:
Usahakan semaksimalnya BG/background  itu bersih/simple yang mendukung POInya. Kalaupun ingin mendapatkan BG hitam (warna lain) bisa disiasati dengan menggunakan kain berwarna sebagai BGnya.
~  Hindari Angin:
Memotret makro pada saat angin bertiup adalah hal yang sia2, karena kita akan mendapatkan hasil yang blur, bisa juga disiasati dengan mengatur shutter speed yang cepat, tapi sebisa mungkin hindarilah memotret makro disaat angin sedang bertiup sehingga akan membuat goyangan pada objectnya.
~  Sabar menunggu momen yang tepat:
Pada saat berburu/hunting makro khususnya serangga, usahakan berdiam diri sehingga segala tidak menarik perhatian serangga tsb.
Apabila kita akan mendekati object, usahakan agar gerakan kita tidak membuat serangga tsb melarikan diri meninggalkan kita.
Dan apabila memotret  serangga yang menempel pada bunga, cari posisi yang tepat pada saat dia sedang menghisap madu atau pada saat dia keluar dari bunga adalah moment yang sangat bagus untuk diabadikan.
~  Tahan napas saat menekan shutter kamera.
Membuat posisi spt segitiga antara lengan dan siku yang ditempel kedada kita akan memperkokoh pegangan kamera, ditambah dengan menahan napas sesaat pada waktu menekan shutter kamera akan mengurangi kemungkinan kamera shake dan bisa menghindari hasil foto yang blur/shake.
~  Tambahan cahaya:
Walaupun cahaya tambahan seperti flash adalah tidak dianjurkan, tapi jika dengan menggunakan diffuser atau peredam cahaya pada flash akan membuat halus hasil fotonya dan tidak akan terlau keras kontras yang dihasilkan pada objectnya.
Hindari direct flash ,atau tambahkan difusser pada flash, atau  gunakan tekhnik bouncing untuk mendapatkan dimensi dari object .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar